Kalian pasti
pernah dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat sulit. Bukan karena
masing-masing dari pilihan itu sama-sama baik, tapi mungkin kalian gak bisa
ngelepasin salah satu karena takut kalau hal yang kita cari selama ini ada pada
hal yang dilepas. Kalau udah salah pilihan gitu kita sering ngerasa gak
berguna, ngerasa paling salah, ngerasa bahwa memang kita lah orang terbodoh
didunia. Cuma memang kadang pilihan itu menjadi sangat sulit ketika kita
berfikir bahwa hal tersebut sama-sama memiliki kelebihan. Apalagi sampai
membuat kita merasa nyaman dan bahagia dengan hal tersebut.
Kali ini gue
menghadapi pilihan yang bener-bener sulit banget.
melepas salah satu untuk
mendapat yang satunya. Entah yang gue pilih mampu jadi apa yang gue mau atau
gak, ya minimal lah berusaha menjaga apa yang menjadi sebuah komitmen selama
ini. Atau yang gue pilih malah
perlahan-lahan menghilang, karena sebuah alasan yang memang cukup masuk akal. Siapa
yang harus disalahkan kalau udah kayak gini ceritanya? Pilihan kita? Atau kita
sendiri? Kadang tidak semua kesalahan bersumber dari eksternal diri kita. Kesalahan
dapat dibuat tanpa kesadaran diri karena mementingkan ego dan ambisi yang
sangat besar. Sampai sekarang gue belum tau gimana caranya membedakan ambisi
biasa dengan ambisi yang berlebihan. Apalagi kalo kita jadi orang yang
bener-bener ambisius, apa yang ada didepan mata disikat tanpa berpikir kalo
kedepannya kayak gimana.
Apa yang harus
gue pertimbangkan sekarang? Kelebihan dari masing-masing pilihan itu? Apa kenyamanan
gue dengan pilihan itu? Apa gue harus menggantung pilihan ini dengan waktu yang
cukup lama sampai akhirnya gue tau mana yang memang pilihan terbaik? Sampe sini
aja gue udah bingung mau jawab pertanyaan gue tadi pake jawaban yang kayak
gimana. Semua jawaban pasti ada alasannya, semua akibat pasti ada sebabnya,
semua pilihan pasti ada dasar alasan kenapa kita harus memilih pilihan itu.
Kadang kala gue
berpikir, salah gak sih gue sekarang? Bener gak sih apa yang udah gue jalanin
dengan pilihan itu? Kenapa gue harus menjadi wanita yang ambisius? Gue udah
jujur sama diri gue sendiri bahwa gue pasti dapet akibat yang sesuai dengan
semua pilihan ini. Kadang pilihan itu gak susah-susah amat ya. Tergantung orang
yang memilih. Kalau si pemilih itu cuek, pasti dia masa bodoh sama pilihan yang
dipilih, entah hasilnya kedepan kayak gimana. Kalau si pemilih itu kayak gue
yang susah, kalo mau bertindak berpikir dulu 1000 kali. Itu pun belum tentu
dapet jawabannya, bisa aja gue mikir lagi, lagi, lagi, dan lelah, dan akhirnya
gue gantung lagi pilihan itu. Setiap hari kayak gitu, gimana kita bisa
menentukan pilihan itu as soon as
possible? Yang ada pilihan itu akan menghilang satu persatu sampai akhirnya
tidak dapat hasil apapun. Gak lucu kan?
Sampai sekarang
gue memang belum bisa menentukan pilihan yang bener-bener sulit dan kompleks
ini. Antara gue harus mulai dari nol atau melanjutkan dengan apa yang sudah ada.
Kalau pun gue udah bisa jawab pilihan itu, gue selalu dan gak henti-hentinya
berdoa sama Tuhan apapun itu pastikan itu yang terbaik. Just let it flow. You’ll get your best.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar