Selasa, 05 Maret 2013

Rumitnya Sebuah Pilihan



Kalian pasti pernah dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat sulit. Bukan karena masing-masing dari pilihan itu sama-sama baik, tapi mungkin kalian gak bisa ngelepasin salah satu karena takut kalau hal yang kita cari selama ini ada pada hal yang dilepas. Kalau udah salah pilihan gitu kita sering ngerasa gak berguna, ngerasa paling salah, ngerasa bahwa memang kita lah orang terbodoh didunia. Cuma memang kadang pilihan itu menjadi sangat sulit ketika kita berfikir bahwa hal tersebut sama-sama memiliki kelebihan. Apalagi sampai membuat kita merasa nyaman dan bahagia dengan hal tersebut.
Kali ini gue menghadapi pilihan yang bener-bener sulit banget.
melepas salah satu untuk mendapat yang satunya. Entah yang gue pilih mampu jadi apa yang gue mau atau gak, ya minimal lah berusaha menjaga apa yang menjadi sebuah komitmen selama ini.  Atau yang gue pilih malah perlahan-lahan menghilang, karena sebuah alasan yang memang cukup masuk akal. Siapa yang harus disalahkan kalau udah kayak gini ceritanya? Pilihan kita? Atau kita sendiri? Kadang tidak semua kesalahan bersumber dari eksternal diri kita. Kesalahan dapat dibuat tanpa kesadaran diri karena mementingkan ego dan ambisi yang sangat besar. Sampai sekarang gue belum tau gimana caranya membedakan ambisi biasa dengan ambisi yang berlebihan. Apalagi kalo kita jadi orang yang bener-bener ambisius, apa yang ada didepan mata disikat tanpa berpikir kalo kedepannya kayak gimana.
Apa yang harus gue pertimbangkan sekarang? Kelebihan dari masing-masing pilihan itu? Apa kenyamanan gue dengan pilihan itu? Apa gue harus menggantung pilihan ini dengan waktu yang cukup lama sampai akhirnya gue tau mana yang memang pilihan terbaik? Sampe sini aja gue udah bingung mau jawab pertanyaan gue tadi pake jawaban yang kayak gimana. Semua jawaban pasti ada alasannya, semua akibat pasti ada sebabnya, semua pilihan pasti ada dasar alasan kenapa kita harus memilih pilihan itu.
Kadang kala gue berpikir, salah gak sih gue sekarang? Bener gak sih apa yang udah gue jalanin dengan pilihan itu? Kenapa gue harus menjadi wanita yang ambisius? Gue udah jujur sama diri gue sendiri bahwa gue pasti dapet akibat yang sesuai dengan semua pilihan ini. Kadang pilihan itu gak susah-susah amat ya. Tergantung orang yang memilih. Kalau si pemilih itu cuek, pasti dia masa bodoh sama pilihan yang dipilih, entah hasilnya kedepan kayak gimana. Kalau si pemilih itu kayak gue yang susah, kalo mau bertindak berpikir dulu 1000 kali. Itu pun belum tentu dapet jawabannya, bisa aja gue mikir lagi, lagi, lagi, dan lelah, dan akhirnya gue gantung lagi pilihan itu. Setiap hari kayak gitu, gimana kita bisa menentukan pilihan itu as soon as possible? Yang ada pilihan itu akan menghilang satu persatu sampai akhirnya tidak dapat hasil apapun. Gak lucu kan?
Sampai sekarang gue memang belum bisa menentukan pilihan yang bener-bener sulit dan kompleks ini. Antara gue harus mulai dari nol atau melanjutkan dengan apa yang sudah ada. Kalau pun gue udah bisa jawab pilihan itu, gue selalu dan gak henti-hentinya berdoa sama Tuhan apapun itu pastikan itu yang terbaik. Just let it flow. You’ll get your best.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar